Central Venous Catheter

Centro

Romsons GS-3042

Central Venous Catheter
Central Venous Catheter

Central Venous Catheter (CVC) atau biasa disebut "central line", "CVC", "central venous line" atau "central venous access catheter" adalah kateter yang ditempatkan ke dalam vena besar di leher (vena jugularis interna), dada (vena subklavia) atau selangkangan (vena femoralis). Central Venous Catheter (CVC) digunakan untuk memberikan obat atau cairan, mendapatkan tes darah (khususnya "saturasi oksigen vena campuran"), dan langsung mendapatkan pengukuran kardiovaskuler seperti tekanan vena sentral. Obat-obat tertentu, seperti inotropik dan amiodarone, sebaiknya diberikan melalui jalur sentral.


  • Diproduksi dari bahan PU yang diformulasikan secara khusus dan biokompatibel.
  • Kateter berujung lunak yang didesain khusus untuk membuat insersi mudah dan non-traumatik.
  • Berdasarkan teknik Seldinger yang lebih banyak disukai.
  • Guidewire yang didesain secara khusus dengan ujung “J” yang lunak mencegah perforasi dan memberikan gaya putar (torque) yang baik untuk menjamin insersi yang baik.
  • Kateter radio-opaque dengan penanda yang jelas memudahkan penempatan dengan benar.

Kit terdiri dari:


  • Kateter Polyurethene dengan ujung lunak
  • Guidewire ujung “J" dengan dispensor
  • Introducer needle berbentuk "Y"
  • Tissue Dilator
  • Suture Wing & Clamp Fastener
  • Scalpel
  • Extension line clamp
  • Syringe 5ml
  • Injection Site
  • Hypodermic Needle
  • Needle Sponge.


Artikel mengenai CVC:


CVP menggambarkan tekanan pada vena central. Alat untuk mengukur CVP adalah CVC line (Central Venous Cathether). Pemasangan CVC line, biasanya dilakukan oleh seorang dokter anestesi. Area pemasangan CVC line biasanya dilakukan di vena jugularis interna/eksterna, vena subclavia dextra/sinistra, dan juga vena femoralis. Namun biasanya tempat penusukan untuk memasukkan CVC line adalah di vena subclavia karena letaknya yang relatif dekat dengan atrium kanan. Ujung dari CVC line akan sampai pada muara vena cava di atrium kanan jantung. Ada beberapa indikasi seorang pasien dilakukan pemasangan CVC line, diantaranya : pasien dengan kondisi shock yang memerlukan cairan dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat, serta pasien yang mengalami masalah pada akses vena perifer sehingga tidak memungkinkan lagi dilakukan akses cairan melalui vena perifer. Tujuan dari pemasangan CVC line diantaranya adalah :

1.        Sebagai pemantauan tekanan vena sentral terkait status cairan dan oksigenasi tubuh
2.        Memberikan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif singkat
3.        Untuk memberikan nutrisi via parenteral
4.        Untuk memasukkan obat

Cara pengukuran CVP bisa dilakukan dengan 2 metode, yaitu secara manual dan membaca melalui monitor yang sudah dihubungkan oleh transduser. Cara melakukan pengukuran CVP secara manual, diantaranya :

1.        Persiapan alat
Alat yang biasanya digunakan untuk melakukan pengukuran CVP diantaranya manometer, cairan, water pass, extension tube, three way, bengkok, plester, dll.
2.        Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP kepada pasien.
3.        Posisikan pasien dalam kondisi yang nyaman. Pasien bisa diposisikan semi fowler (45°)
4.        Dekatkan alat-alat ke tubuh pasien

5.        Menentukan letak zero point pada pasien. Zero point merupakan suatu titik yang nantinya dijadikan acuan dalam pengukuran CVP. Zero point ditentukan dari SIC (spatium inter costa) ke 4 pada linea midclavicula karena SIC ke 4 tersebut merupakan sejajar dengan letak atrium kanan. Dari midclavicula ditarik ke lateral (samping) sampai mid axilla. Di titik mid axilla itulah kita berikan tanda.

6.        Dari tanda tersebut kita sejajarkan dengan titik nol pada manometer yang ditempelkan pada tiang infus. Caranya adalah dengan mensejajarkan titik tersebut dengan angka 0 dengan menggunakan waterpass. Setelah angka 0 pada manometer sejajar dengan titik SIC ke 4 midaxilla, maka kita plester manometer pada tiang infus.

7.        Setelah berhasil menentukan zero point, kita aktifkan sistem 1 (satu). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan (infus) ke arah pasien. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah pasien kita buka, sementara jalur yang ke arah manometer kita tutup.

8.        Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien lancar, lanjutkan dengan mengaktifkan sistem 2 (dua). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan ke arah manometer. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah manometer dibuka, sementara yang ke arah pasien kita tutup. Cairan yang masuk ke manometer dipastikan harus sudah melewati angka maksimal pada manometer tersebut.
9.        Setelah itu, aktifkan sistem 3 (tiga). Caranya adalah dengan cara mengalirkan cairan dari manometer ke tubuh pasien. Jalur threeway dari manometer dan ke arah pasien dibuka, sementara jalur yang dari sumber cairan ditutup.
10.    Amati penurunan cairan pada manometer sampai posisi cairan stabil pada angka/titik tertentu. Lihat dan catat undulasinya. Undulasi merupakan naik turunnya cairan pada manometer mengikuti dengan proses inspirasi dan ekspirasi pasien. Saat inspirasi, permukaan cairan pada manometer akan naik, sementara saat pasien ekspirasi kondisi permukaan cairan akan turun. Posisi cairan yang turun itu (undulasi saat klien ekspirasi) itu yang dicatat dan disebut sebagai nilai CVP. Normalnya nilai CVP adalah 5-12 cmH2O.
Nilai CVP yang kurang/rendah artinya pasien dalam kondisi kurang cairan, mendapatkan ventilasi tekanan negatif, shock, dll. Sedangkan jika nilai CVP pada pasien cenderung tinggi artinya klien mengalami kelebihan volume cairan, gagal jantung kanan, dan pada pasien dengan ventilasi positif.


sumber : fijaytrangkiblog


Silahkan Ketik dan Pilih Produk